'Ayu, baimbal bangun
Banua kita dengan semangat kebersamaan!'
Sangat Sayang untuk dilewatkan
tentang apa,siapa, dan bagaimana
perjalanan PNPM-MPd di Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara. Mulai
dari kasus penyelewengan dananya yang dulu sempat menjadikan Kecamatan ini
terpuruk diKalimantan Selatan,khususnya Hulu Sungai Utara sampai dengan hal
lainnya yang mungkin menarik untuk kita simak bersama.
Pada Episode Best Practise kali ini,
penulis mencoba untuk mengakat kisah tentang “Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD)” yang ada diKecamatan Paminggir.
Setelah terpuruknya PNPM-MPd Kec.
Paminggir pada tahun 2012 akibat penyelewengan dana oleh mantan ketua UPK, kini
PNPM-MPd Kec. Paminggir perlahan mencoba untuk bangkit dari keterpurukan itu dengan Eksistensinya
di PNPM-MPd dan dengan beberapa perombakan Pelaku-pelaku ditingkat kecamatan
maupun ditingkat desa, salah satunya KPMD.
Banyak Pelaku-pelaku baru yang
dilibatkan sebagai KPMD di PNPM-MPd TA. 2013/2014,
dimana dengan segala kekurangannya sebagai pelaku baru, mereka memiliki semangat
kebersamaan yang tinggi untuk aktif bersama membangun desa bersama PNPM-MPd.
Semangat kebersamaaan tersebut terlihat
pada saat para KPMD ini mengikuti pelatihan ataupun pertemuan/ musyawarah yang
dilaksanakan ditingkat kecamatan.
Mereka datang mengikuti pelatihan atau
pertemuan/ musyawarah dikecamatan secara bersamaan ,duduk satu atap didalam
kapal mesin yang berkapsitas kurang lebih 40 orang dan jika dimaksimalkan bisa
sampai 60 org. Panas,hujan, kapal mogok/ rusak ditengah jalan tak jarang mereka
hadapi tapi itu lah seninya yang terjadi diPNPM-MPd Kecamatan Paminggir.Bukan
hanya KPMD, tak jarang kepala desa pun ikut bergabung didalamnya. Hal itu
menunjukkan semangat kebersamaan yang luar bisa yang ditunjukkan oleh para
pelaku PNPM-MPd Kec. Paminggir yang ada ditingkat desa dan hal tersebut sangat
jarang terjadi dikecamatan lain, atau bahkan kabupaten lain. Bukan karena
apa-apa,tapi memang karena kondisi alamnya yang hampir 99% daerah perairan dan
desanya saling berjauhan jadi sulit bagi mereka untuk bisa menghadiri pelatihan
atau pertemuan/ musyawarah ditingkat kecamatan dengan datang sendiri, selain
resiko juga biaya yang lumayan besar yang menjadi alasan kenapa mereka harus
datang secara bersama-sama ketika ada pertemuan ditingkat kecamatan. Dengan datang
secara bersama banyak hal positif yang bisa didapat selain dari faktor
keamanan, biaya lebih murah karena mereka memakai sistem patungan untuk membeli
minyak kapal, dan yang pasti kebersamaan dan keakraban antar sesama kader yang
menjadi nilai Plus KPMD se-Kecamatan paminggir tersebut. Terlepas dari hasil
yang mereka capai ketika mereka mengikuti pelatihan atau pertemuan/ musyawarah
ditingkat kecamatan, terlebih lagi KPMD ini adalah para pelaku baru maka bisa
dikatakan memang belum terlihat secara signifikan kemampuan,kualitas dan
keterampilan mereka, hanya beberapa orang yang bisa terlihat kelebihannya untuk
memahami program dan mengawal program PNPM-MPd didesanya masing-masing, dan
itulah tugas dan tanggung jawab para fasilitator yang ada di Kecamatan
Paminggir untuk bisa dan terus melakukan pemberdayaan dan pendampingan
masyarakat khususnya pemberdayaan terhadap para KPMD muda yang ada di Kecamatan
Kaminggir. Semoga Apa yang menjadi harapan kita bersama, khususnya PNPM-MPd
Kecamatan paminggir kedepannya bisa lebih baik dan mendapatkan hasil yang
maksimal. Amin……
(M.
Rahmadi S.Sos -FK Paminggir)
Bila diedit lebih singkat, ceritanya jadi begini:
BalasHapusKPMD Paminggir Kembali Menggeliat
============================
Perjalanan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara kini kembali menggeliat. Hampir setahun program di sini terseok-seok, menyusul divonisnya ketua UPK dengan hukuman penjara 4 tahun karena menggelapkan dana perguliran SPP Rp 511.440.000. Pada akhir 2013 ini para kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) kembali bersemangat.
Kekompakan mereka terlihat dari kegiatan pertemuan tiap bulan di kecamatan. Banyak kader baru terlibat. Terutama dari desa-desa yang hanya bisa dijangkau dengan transportasi air menggunakan perahu klotok. Pergi dan pulang bersama-sama, duduk satu atap di dalam kapal mesin yang berkapsitas 40 sampai 60 org. Kepala desa pun bergabung di sana.
Dengan kondisi desa saling berjauhan, dan lingkungannya 90 persen perairan dan rawa-rawa, untuk datang ke pelatihan tentu tak mungkin berangkat sendiri-sendiri. "Ongkosnya mahal, sehingga harus patungan untuk membeli bahan bakar minyak, dan biasanya menggunakan perahu milik salah seorang kepala desa," papar Rahmadi, fasilitator kecamatan (FK) Paminggir. Keterampilan mereka dalam kegiatan pemberdayaan, karena kebanyakan baru, memang masih harus terus ditingkatkan. "Yang penting semangat mereka terus menggeliat," ujarnya. (M Rahmadi SSos)
Bagaimana nih teman-teman FK yang sudah pelatihan pratugas lanjutan, bisalah melanjutkan tradisi menulis pengalaman yang inspiratif?
Hapus