Jumat, 08 November 2013

Dana Rp 1,4 M UPK Banjang Mengendap di Bank



 Tagihan ke Pinjaman Macet Rp 35 juta
 UPK Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara sampai awal November 2013 masih menanggung tunggakan kelompok simpan pinjam khusus perempuan (SPP) kategori kolektabilitas 5 dari tujuh kelompok Rp 35.190.800. Masing-masing kelompok Yasinan Desa Patarikan Rp 1.950.00, kelompok Yasinan Desa Sungai Bahadangan Rp 1.760.050, kelompok Al Hikmah Rp 6.449.200 dan kelompok Melati Rp 4.287.500 dari Desa Pawalutan. Kemudian Kelompok Mawar Desa Kalingtamui Rp 5.982.800, kelompok Teratai Desa Danau Teratai Rp 7.961.600, serta kelompok Kencana Rp 5.899.500 dan Matahari Rp 1.584.200 Desa Teluk Buluh.

Di Danau Teratai tunggakan karena anggota sudah setor ke pengurus, tapi tak disetor ke UPK. Sewaktu ada audit dari BPKP April 2012, semua anggota dicek," kata Ketua UPK Banjang Noorhasanah. Di Teluk Buluh tiap anggota dimintai pernyataan kesanggupan untuk membayar angsuran sesuai kemampuan. "Beberapa bulan ada angsuran, tapi mandek lagi. Di Danau Teratai tak ada perkembangannya,"  tambah bendahara Rini Muslimah.
Sekretaris Fahrizal Abdi memaparkan, untuk mengefektifkan kembali tim penyehatan pinjaman (TPM), perlu koordinasi dulu dengan Faskeu terkait dengan biaya operasional TPM .  
Aset UPK produktif UPK Banjang saat ini yang ada di masyarakat Rp 280.562.750, sehingga yang mengendap di bank Rp 1.467.764.674. Rencana perguliran lagi pada bulan Januari 2014. Untuk kelompok baru tak ada, karena pengalaman satu kali pembayaran sudah macet. Total ada  26 kelompok beranggota 217 tersebar di 15 desa dari 20 desa di Banjang. Lima desa tidak ikut ambil SPP karena kades takut terkena sanksi fisik jika ada tunggakan. Lima desa tak ada kelompok SPP, Murung Padang, Karyas Dalam, Teluk Sarikat, Garonggang, Kalodan Besar, dan Rantau Bujur.
Perguliran ke-10 bulan Februari 2013 dari proposal yang masuk Rp 1,2 miliar, setelah diverifikasi yang layak terdanai hanya Rp 620 juta, dan masih ada kelompok yang mundur, sehingga yang tersalurkan Rp 476.500.00. Karena itu uang di bank masih banyak, sejak 2011 tidak mengambil dana SPP regular yang 25% dari BLM.
Tim penyehat pinjaman pernah aktif pada Januari 2013. Camat, Kapolsek dan Danramil ikut turun ke desa. "Waktu itu langsung ada hasilnya, masyarakat mau membayar angsuran. Sebenarnya banyak yang ingin meminjam, tapi kepala desa tidak mau memberikan rekomendasi pembentukan kelompok, khawatir jika terjadi tunggakan desa terkena sanksi tidak memperoleh BLM untuk prasarana fisik. Tahun 2013 BLM untuk Banjang Rp 800 juta, terbanyak dipakai perbaikan jalan desa dan jalan usaha tani (JUT) seperti di Beringin Rp 171.846.625, di Keludan Kecil Rp 175.425.500 dan Pandulangan Rp 128.412.600.
Untuk tahun 2014, dalam MAD Sosialisasi rencana usulan berbasis kawasan hari Kamis 7 November 2013, tentu saja semua usulan untuk pembangunan fisik, belum muncul usulan untuk kegiatan pelatihan peningkatan ekonomi warga RTM. (Tim UPK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar