Senin, 18 November 2013

Kepala BPMPD: Kemiskinan Kalsel Terendah Ketiga



Gusti Syahyar; Fasilitator Percepat Kemiskinan Turun ke 4 Persen

Angka kemiskinan di Kalimantan Selatan, dipaparkan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Drs H Gusti Syahyar, merupakan yang terendah ketiga setelah DKI dan Bali. Dari jumlah penduduk saat ini sekitar 4 juta jiwa, angka kemiskinan tercatat 4,77 persen. "Dalam RPJMD pada akhir 2014 nanti sudah harus turun menjadi 4 persen," ungkap Gusti Syahyar saat membuka pelatihan fasilitator kecamatan (FK) dan fasilitator teknik (FT), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Kalsel, di hotel Roditha Banjarmasin, Senin 18 November 2013.
Karena itu peran fasilitator PNPM-MPd sampai akhir 2014 menjadi sangat menentukan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan menjadi 4 persen sesuai target dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kalsel. Menurut Gusti Syahyar, meskipun setelah PNPM-MPd berakhir 2014 dan kelanjutan program pemberdayaan masyarakat belum diketahui, selama ini PNPM-MPd merupakan kegiatan pemberdayaan yang paling menonjol di Kalsel.
"Sebagai program untuk mengentaskan kemiskinan telah banyak memberi manfaat kepada masyarakat. Menurut penelitian sudah mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Diharapkan masyarakat sekitar lokasi lebih sejahtera, dan hal itu menunjukkan upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan bisa lebih efektif lagi," papar Gusti Syahyar.
Gusti Syahyar mengingatkan, pelatihan pratugas hendaknya membuat para fasilitator lebih berkualitas dalam melaksanakan tugas, dan lebih memahami peran dan fungsi di lapangan. "Indikator awal sukses dan tidaknya fasilitator adalah perannya di tengah masyarakat memfasilitasi berbagai kegiatan. Di lapangan banyak persoalan, namun di Kalsel sifatnya homogen dan mudah jika bisa berkomunikasi. Itu akan memberikan kenyamanan dalam bekerja. Networking sesaama fasilitator perlu, kita jangan hanya andalkan kemampuan sendiri. Sebab, masalah jika dirembug berbagai pihak mudah diselesaikan. Yang lebih penting, bukan hanya out put program, tapi kelanjutan dan kemanfaatannya bagi masyarakat," jelasnya.
Diingatkan pula, menjelang pemilu program lain masuk desa. Fasilitator diminta jeli melihat seperti apa program yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. "Akan banyak caleg ikut nimbrung ke desa-desa. Tolong dipilah-pilah mana yang memang bisa mendorong tujuan program mana yang hanya mendompleng. Jangan sampai PNPM jadi kendaraan mereka," tegas Gusti Syahyar.
Fungsi fasilitator, tambahnya lagi, bukan hanya membangkitkan partisipasi masyarakat, tapi juga mengaktualisasikan diri mereka di bidang sosial ekonomi, budaya dan politik, untuk mampu menggerakkan masyarakat lebih mandiri. Sebab, dengan dana sebesar apa pun jika tak memandirikan masyrakat, program tak berhasil. "Selesainya program jika masyarakat mampu meningkatkan sektor ekonomi dan membangun infrastruktur desa, itu tolok ukur keberhasilan," ujarnya.
Dilaporkan ketua panitia penyelenggara, Kartinah, pelatihan pratugas FK-FT tahap II ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang prinsip dan proseedur PNPM-MPd, selain meningkatkan keterampilan, komitmen dan kepedulian terhadap masyarakat miskin. Peserta terdiri 23 FK dan 7 orang asisten FK, serta 30 orang FT, dengan pelatih dua orang Faskab, tiga Fastekab, dan satu Faskeu yang didanai dari Dipa Dekonsentrasi pada BPMPD tahun 2013. (kie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar