Bupati Berikan
12 Sepeda Motor
Operasional UPK
Operasional UPK
Pemerintah Kabupaten
Tapi, Kalimantan Selatan, telah menyiapkan dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan tahun
2014 sebesar 41 persen, jauh di atas minimal DDUB (dana daerah urusan bersama)
10 persen. Surat tanggapan terhadap daftar alokasi indikatif BLM, telah dikirim
ke Satker di Jakarta, dilampiri komitmen daerah yang ditanda tangani Bupati Drs
HM Arifin Arpan MM dan Wakil Ketua DPRD A Rasyid Ali, awal Oktober 2013.
Fasilitator
Kabupaten PNPM-MPd Tapin, Hairul Adnan menjelaskan, alokasi BLM 2014 Rp
9.450.000, terdiri APBN Rp 7,6 miliar. "Kita ingin menambah di 2014
menjadi Rp 5,35 miliar, sehingga ada tambahan Rp 3,5 miliar dari APBD. Total
menjadi Rp 12,95 miliar. Berarti APBD 41 persen dan APBN Rp 59 persen,"
ujarnya.
Kabid Pemberdayaan
Masyarakat dan Perdesaan BPMPD Tapin, Muhammad Rahmani selaku PJO Kabupaten
mengungkap, komitmen Pemkab mendukung pelaksanaan pembangunan perdesaan untuk
menanggulangi kemiskinan lewat PNPM-MPd sangat baik. Belum lama ini Bupati juga
menyerahkan 12 sepeda init sepeda motor Yupiter MZ untuk operasional UPK.
Selain itu sudah 7 UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dibangunkan gedung kantor. "Tanahnya
dari surplus UPK, sedangkan bangunan dari PAP yang ada Satker BPMPD dari dana
APBD. Di tahun 2014 ada dua lagi UPK yang akan dibangunkan kantor,"
tambahnya.
Keberpihakan pemkab
dalam program pembangunan partisipatif, menurut Hairul Adnan, tak lepas dari kegiatan
semiloka DPRD tahun 2012 lalu, yang disusul forum rapat di kabupaten. "Intinya,
bahwa seluruh kepala desa dan lurah menghendaki dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan
per kecamatan minimal Rp 1 miliar. Maka jika ada yang hanya mendapat alokasi
BLM Rp 600 juta harus ditambah Rp 400 juta. Setiap ada sosialisasi tentang PNPM
hal itu disampaikan," ungkap Hairul. Diperkirakan pada November-Desember
pembahasan dan pengesahan APBD 2014 pengalokasian dana sharing PNPM-MPd itu bisa
disahkan oleh DPRD.
Sebelumnya, pada November
akan ada semiloka DPRD yang anggarannya dari APBD di Satker PNPM Mandiri
Perdesaan. Biaya itu dari dana pendampingan proyek di Tapin yang lebih dari 5%.
Dengan dana operasional yang besar itu bisa digunakan untuk semiloka, studi
banding, peningkatan pelatihan kapasitas, dan kegiatan lain yang mengarah
penguatan kapasitas pemerintahan lokal dalam melanjutkan program pemberdayaan
dan penanggulangan kemiskinan.
Satker pun bisa
melaksaanakan monitoring dan audit kegiatan PNPM. PJO Kecamatan bisa terlibat
aktif pembinaan dan pengawasan di lapangan, sehingga setiap ada permasalahan seperti
lelang pengadaan bahan di desa-desa, tunggakan SPP dan masalah penyimpangan lain
bisa membantu menangani. Karena itulah di Tapin ini ada tiga dari 12 UPK tidak memiliki
tunggakan karena keterlibatan aktif PJO Kecamatan. (Tim Faskab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar