Rabu, 11 Desember 2013

SPP Terpencil di Kuripan Lancar Menyicil



Sewa Kelotok Rp 200 Ribu 
untuk Setor ke UPK
Meskipun kelompok simpan pinjam khusus perempuan (SPP) di Kuripan Kabupaten Barito Kuala (Batola) berada di desa-desa terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan transportasi perahu kelotok, namun mereka tetap lancar menyicil angsuran ke kantor UPK (Unit Pengelola Kegiatan). Dari catatan sekretaris UPK Yeni Mariska dan bendahara Ratna Juita, ada 25 kelompok SPP yang tersebar di tujuh desa. “Alhamdulillah, mereka semua lancar  membayar cicilan pinjaman tiap bulan,” ujar Yeni Mariska saat menerima tim supervisi faskab, Selasa (10/12) lalu
.
Saat bersamaan, salah satu ketua kelompok SPP dari  enam kelompok SPP di Desa Kuripan Al Hidayah 1, Sarah, tengah setor angsuran ke-10 dari 20 orang anggotanya sebesar Rp 6.738.000.  “Semua anggota lancar, tak ada tunggakan. Kami dulu pinjam Rp 4 juta per orang untuk modal pembuatan dan dagang kue yang disetor ke warung-warung. Sebagian anggota memanfaatkan modal pinjaman SPP untuk membuat tikar anyaman purun,” papar Sarah.
Ratna Juita memaparkan, kelompak terbanyak memang di Desa Kuripan dan Rimbun Tulang dengan 8 kelompok. Dua desa itu berada dalam “satu daratan” yang bisa dijangkau dari kota kecamatan dengan sepeda motor. Lima desa lain, seperti Kapuas Baru dan Kabuau pada musim air Sungai Barito pasang tak bisa dijangkau dengan transportasi darat. 

Apalagi Desa Tabatan, Tabatan Baru, dan Jarenang harus dengan perahu kelotok. Untuk desa terjauh, jika kelompok SPP akan setor ke UPK harus sewa kelotok Rp 200 ribu. Begitu pun saat UPK harus setor ke bank di Marabahan, ibu kota Kabupaten Batola, harus mengeluarkan ongkos besar. Maklum, Kuripan merupakan kecamatan terpencil, sejalur dengan Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berada di daerah aliran sungai Barito berbatasan dengan Kalimantan Tengah.
Setiap bulan ada perguliran, dan ada yang masuk daftar tunggu. “Yang hendak diverifikasi untuk perguliran dua bulan lagi sebanyak tujuh kelompok, dua masuk reguler yang sudah pernah masuk tahun 2009,” papar Yeni Mariska. Sejauh ini, kelompok yang lancar  menyicil angsuran memang kelompok lama. Kelompok baru hanya ada satu.


Adanya kelompok SPP lama yang dinilai sudah berdaya, seperti Kelompok Al Husna yang beranggota 20 orang, sudah bisa diberikan pinjaman per orang Rp 5 juta, dan uang jasa naik dari 13,5% menjadi  14% pada perguliran Desember ini. “Tiap bulan setoran masuk Rp 100 jutaan, sehingga pada Desember ada Rp 200 juta yang akan digulirkan lagi ke kelompok yang sudah mengajukan proposal,” tambah Juita.
Sampai kini aset produktif UPK Kuripan Rp  758.065.000 dari modal awal Rp 531 juta, atau naik 45%. “Kami pernah dua kali pembagian surplus untuk 2012 dan 2013. Masing-masing untuk kegiatan sunatan masal bagi anggota keluarga RTM. Di tahun 2013 ini sunatan masal per anak dialokasikan  Rp 250 ribu untuk ongkos sunat dan memberi sarung dan peci bagi 50 anak. Nilai surplus untuk sunatan masal sebesar Rp 11.824.000,” paparnya lagi. (tim UPK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar