Minggu, 11 Agustus 2013

Audittor BPKP Mendadak Tambah Sampel Desa




Disentralisasi merupakan salah satu prinsip PNPM- Mandiri Perdesaan yang seluruh kegiatan pelaksanaannya dapat dipertanggung jawabkan. Audit BPKP merupakan salah satu contoh penerapan disentralisasi tersebut.
Khususan untuk kecamatan Tatah Makmur yang lokasinya berada di dekat ibu kota propivsi dan sentral kabupaten banjar, menjadi tempat yang paling sering mendapat kunjungan maupun audit. Pada tahun anggaran 2012 ini tim auditor dari BPKP menjadikan kecamatan Tatah Makmur sebagai sample audit.  Sebelum Tim Audit turun ke lapangan, tim audit memilih tiga desa sasaran. Fasilitator diminta menyiapkan data-data Desa Pandan Sari, Jaruju Laut dan Tampang Awang.  Sehari sebelum tinjauan langsung ke lapangan fasilitator kecamatan (FK) Julie Dharmawan dan FT Risca Arih Purnama, dipanggil untuk diwawancarai Tim Audit BPKP, terdiri Subhan, Reni, dan Faska.
Seluruh data di tiap tahapan pelaksanaan diperiksa dengan sangat teliti. Terutama laporan kegiatan fisik. Dari SPPB, dokumen lelang, buku kas sampai dokumen pelaksanaan. Bahkan sampai laporan bulanan PJOK diminta, baik yang di luar jangkauan pada hari itu maupun penambahan satu desa lagi untuk diaudit, yaitu Desa Tatah Layap. Sehingga ada empat desa yang jadi sample. Itu sangat memberatkan, karena tidak ada persiapan apapun.  Namun ini menjadi pembelajaran besar utamanya untuk PJOK dan Fasilitator untuk ke depannya. Saat audit maka seluruh desa harus siap, termasuk laporan PJOK per bulan dan laporan perjalanannya.(R’J)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar